Prof Datuk Dr Teo Kok Seong
memberikan maklumat yang amat mengeliru dan menjijik yang disiarkan pada akhbar
Berita Harian jijik pada 31 Julai 2013.
Menurut akhbar jijik ini, Prof yang amat tak berperut hati ini berkata: "
Hari ini 90 peratus Cina di Malaysia tidak tahu berbahasa Melayu. Perangkaan
ini ditulis dalam buku tulisan Rita Sim, Unmistakably Chinese, Genuinely Malaysian.
Dia juga menuliskan 90 peratus kekal tidak berhubung dengan populasi bukan
berbahasa Cina."
Hakikatnya, masyarakat berbilang bangsa memang ada interaksi dan dikaji
pada konteks harian, kehidupan, masing-masing juga ada jalingan yang baik,
walaupun bukan rapat (biarpun masyarakat setiap ras, contohnya masyarakat orang Putih, bangsa Thai yang satu bahasa, satu budaya, satu bangsa, sendiri juga tak mungkin rapat macam madu, malahan demonstrasi tak henti-henti, lawan sampai mati-matian, konflik sampai tak habis-habis---manusia atau insan sama ras juga
hanya akan berhubung dan interaksi umum sahaja, faktanya famili atau keluarga sesuatu
ras pun tak rapat dengan ras sendirilah....)
(saksilah di kampung, di desa, di bandar, berbilang bangsa juga ada interaksi, apa bahasa yang dipakai? Bahasa Inggeris? Perancis? Sepanyol? Latin Amerika atau Rusia?
Prof jijik tanyalah sendiri...tepuk dada tanya selera...apa bahasa yang dipakai..di Semenanjung, di Sabah dan Sarawak?
Orang putih kata Malaysians speak lousy English..... nak interaksi susah....Maenglish atau malingenglish........terrible......
dahsyat sangatlah...
nak cakap Peranchis..tak bisa...nak bilang bahasa Indonesia, tak ada slang....Prof Teo hijrah ke Indonesia pun susah nak show off minda jijiknya atau nak refleksi ampuisme tetap dipandang rendah!
Apa sih prof jijik nak berlagak-lagak...
kata Orang negara jiran:"Orang Malingsia mana-mana pun cakap bahasa maling sahaja.....itu bahasa interaksi mereka..."
inilah fakta dan tak bisa ditolak dan dinafikan....apakah 90% kaum Tionghua tak berbahasa Melayu?
Only idiots will say that!!
Prof Teo is an idiot!!!
definitely!!!
sikapnya merefleksikan minda jijik....amat menjijikkan!!!
Hujah prof jijik ini amat mengaibkan, mana mungkin 90% orang Tionghua
tak tahu berbahasa Melayu?? Mana logiknya?? Janganlah masukkan hujah ini kepada
Rita Sim...
Jelas, prof ini yang menjadi penjahil dan otak udang dan tak masuk lapangan, maka adakah prof jijik ini juga telan bulat-bulat?
Penjahil dan pengampu macam Prof Datuk Dr Teo Kok Seong bisa mengampu dan menjadi Kaki Ampu tapi mana ada fakta dan kajian yang menunjukkan 90% bangsa Tionghua tak bisa berbahasa Melayu.....
Semua murid di SJKC, atau di SMK, SMJK atau SMPC itu buta hurufkah? Mereka semua terkandas dalam PMR, SPMkah?
Di Pasar, di tamu, di pasaraya, di kedai...semasa membeli tiket, naik teksi/bas...apa bahasa yang dibilang.....
bahasa English Imperaial atau bahasa Ratu Britainkah? Boleh bilangkah...ada standard itukah....nak bilang inggeris orang Britainkah......
kalau orang Malaysia yang berbilang bangsa tak pakai bahasa melayu....apakah bahasa yang dipakai? ...bahasa UFO? Banglasia? atau Bahasa Afrika??
nak bilang inggeris Britain tak ada slang juga...english pasar borong? atau english ayer hitam...atau english putrajaya??
malingenglish.....kaku...tak bisa difaham...antara satu sama lain....
bolehkah you dengar di mana-manapun ada orang malaysia cakap bahasa Inggeriskah.........??
pergi ke mana-mana......bhs yang dipakai utk interaksi harian adalah bhs Melayu bukan malingenglish....lah....
Mana mungkin tak pakai bhs malaysia utk berhubung, berkomunikasi dan berinteraksi????
Prof Datuk Dr Teo Kok Seong yang berbenak jahil sebenarnya jelas menunjukkan beliau adalah tak akademik dan juga langsung tak kritikal, tak logik langsung!
Ini juga jelas terpapar dan memperlihatkan betapa
bodoh dan jahil prof dari UKM ini.
Amat menjijikan menyaksi kejijikan kata-kata daripada seorang prof yang
langsung tak membuat kajian dan masuk lapangan.
Prof jijik yang mengeluarkan kata-kata yang amat menjijikkan!
Termasuklah akhbar sampah sarap--Berita Harian / Berita Tipuan yang terkenal dengan Berita Helah!
The 2 gabages fock together!
Birds of the same feather fock together?
shame, shame, shame!!!
Di bawah ada sebahagian pandangan Rita Sim--bukan apa yang dibilang oleh prof jijik....
..they stands firmly by the Federal Constitution, which allows Chinese and
Indian communities the right to mother tongue education, Sim says.
No hindrance to unity
While Chinese schools have been blamed as the cause of disunity in Malaysia by certain sectors, Sim disagrees.
“Today,
I don't see Chinese schools as a hindrance to integration because even
in Chinese schools you have to learn Bahasa Malaysia. It is a compulsory
(subject). And if you go out today, more than 90% of the Chinese in the
country are able to communicate in Bahasa, so there is no communication
problem.”
Sim strongly believes it is time to acknowledge the role the G1 play in the country's social and economic development.
Proficiency in Chinese is an advantage in the world now, especially if you want to do business in China, she points out.
This
is true, and even the BBC has recently reported that Malaysians have an
advantage in China because of our multilingual education.
“How
many people can speak Mandarin, multiple Chinese dialects, Malay and
English?” Lim Cheah Chooi from engineering firm Unimech Group Berhad,
which has production factories in China, was quoted by the BBC.
Sim
concurs, adding that Malaysians are also able to venture into the
Indonesian market because of their fluency in Malay and they can go to
the United States and Europe too because of their knowledge of English.
Malaysia
is unique in the sense that we have parallel education systems
vernacular schools, national schools, and private schools, stresses Sim.
http://www.thestar.com.my/News/Nation/2012/01/22/Chinese-and-truly-Malaysian.aspx/