Thursday, March 31, 2011

Jangan Kambing Hitamkan Gayus

Jangan Kambing Hitamkan Gayus
23 November 2010


HMINEWS- Jika dipantau dari sudut pandang yang berbeda, sebetulnya kita patut ‘berterimakasih’ kepada Gayus yang telah membongkar banyak kebobrokan dalam birokrasi. Sehingga rahasia umum yang selama ini menjadi gunjingan di masyarakat, kini mendapatkan bukti yang terang-benderang dengan dipertontonkannya aurat demi aurat dari kelakuan para aparat penegak hukum kita. Bahkan, Mako Brimob yang katanya angker dan sangar itu pun ternyata sangat mudah menjual kebebasan kepada tahanan sehingga bisa keluar masuk seenaknya.

Karena itu, stop mengurbankan Gayus sebagai kambing hitam! Usut sampai akar-akarnya. Dalam kasus kaburnya Gayus, setidaknya memang sembilan anggota polisi sudah diberhentikan, ditahan dan menjadi terperiksa karena terindikasi menerima suap dari tahanan. Akan tetapi siapa lagi yang terlibat dalam drama pelarian tersebut belum juga tersentuh terutama di level pejabat tinggi.

Dalam satu kelakarnya, Adhie Massardi menyebut Gayus sebagai pahlawan yang patut mendapat penghargaan karena aksinya itu publik jadi tahu betapa rusaknya aparat penegak hukum kita. Menurutnya, tindakan Gayus dapat diumpakan seperti lakon Hoffman di film ‘Accidental Hero’. Dalam film ini diceritakan niat Hoffman yang bermaksud mencuri barang-barang penumpang pesawat yang sedang mengalami kecelakaan justru dianggap pahlawan karena secara tidak sengaja ia menolong korban kecelakaan pesawat tersebut dengan tindakan heroiknya. Dalam konteks ini pula Adhie berharap kepada Gayus untuk tidak berhenti membeberkan siapa-siapa yang terlibat dalam permainan mafia pajak di republik ini.

Beberapa nama tersebut dari pihak kepolisian yang sudah dan diduga keras terlibat dalam komplotan mafia pajak ialah Kompol Arafat Enanie, Kombes Pambudi Pamungkas, Brigjend Edmon Ilyas, Brigjend Raja Erizman, Komjen Susno Duadji dan lain-lain.

Sedangkan jaksa Cirus Sinaga dan Fadil Regan disebut-sebut juga terlibat merekayasa kasus bersama dengan Pengacara Haposan Hutagalung dan Muhtadi Asnun si Hakim pemutus bebas kasus Gayus Tambunan di pengadilan negeri Tangerang. Kali ini bola liar kasus Gayus menggelinding di seputar jaringan bisnis Bakrie dengan disebulnya nama Deni Adrian, Direktur salah satu perusahaan Bakrie Group. Menurut pengakuan terpidana Alif Kuncoro, Deni bersama Imam Cahyo Maliki lah yang menjadi kunci penting dalam menguak mata-rantai mafia pajak dari Bakrie ke Gayus Tambunan sehingga merugikan negara hingga trilyunan rupiah. Saking banyaknya aparat dan pejabat yang terlibat, masyarakat kemudian mendesak KPK untuk segera mengambil alih kasus Gayus dari Polri. Atau jika tidak, Kapolri Baru, Jend. Timur Pradopo harus mau menyerahkan kasus Gayus kepada KPK bukan kepada Satgas karena dikuatirkan hanya akan menjadi ajang permainan politik SBY, selain citra, SBY dapat menyandera lawan politiknya melalui boneka satgas.

Budi Gunawan Sutomo, S.Th.I, Mantan Sekum Badko HMI Jateng-DIY


****************

Gayus Tidak Sendiri, Pegawai Pajak Lain juga Terlibat!
3 December 2010


HMINEWS- Transparansi Internasional Indonesia (TII) menuding kasus mafia pajak Gayus Halomoan P. Tambunan melibatkan sejumlah orang. Artinya, Gayus tidak bekerja (melakukan korupsi) seorang diri. Hal tersebut diungkapkan Sekjen TII Teten Masduki di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (2/12).

“Karena kantor pajak itu ada sistem yang berlaku jadi nggak mungkin (Gayus) main sendiri,” katanya kepada wartawan. Menurut Teten, beberapa orang dari pajak pun sempat diperiksa, namun tidak diketahui lanjutannya. “Para jenderal (pajak) yang sudah disebut dan diproses tidak ada juntrungannya. Ini yang harus didorong,” jelasnya.

Teten juga berharap pihak berwajib tidak tebang pilih dalam menangani kasus ini. “Pengusaha ataupun pejabat yang terlibat kasus Gayus ini untuk segera diproses dan tidak tebang pilih,” tandasnya.

[]lip6/dni